BahasBerita.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu melaporkan peningkatan jumlah pengangguran terbuka di wilayahnya mencapai 36.992 orang pada bulan Februari 2025. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 35.394 orang. Data ini diungkapkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu melalui Laporan Perekonomian Bengkulu terbaru, menegaskan adanya tren peningkatan pengangguran yang perlu menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat setempat.
Menurut data yang dihimpun oleh BPS Provinsi Bengkulu, pengangguran terbuka di Bengkulu mengalami kenaikan sekitar 1.598 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Pengangguran terbuka sendiri didefinisikan sebagai jumlah angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, dan siap bekerja. Metodologi pengumpulan data dilakukan melalui survei tenaga kerja yang rutin dilakukan oleh BPS dengan standar nasional, sehingga angka yang disajikan dapat dipercaya sebagai representasi kondisi pasar tenaga kerja di Bengkulu saat ini.
Peningkatan pengangguran ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi yang kompleks. Salah satu penyebab utama adalah perlambatan investasi di sektor hulu migas yang menjadi salah satu penggerak ekonomi utama di Bengkulu. Realisasi investasi di sektor ini baru mencapai separuh dari target yang ditetapkan untuk tahun ini, sehingga berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang lebih rendah dari ekspektasi. Selain itu, kondisi ekonomi makro regional dan nasional yang masih menghadapi ketidakpastian turut memperlambat pertumbuhan lapangan kerja di berbagai sektor.
Di tengah tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta instansi terkait menjalankan beberapa program sosial untuk mengurangi dampak pengangguran. Program makan bergizi gratis bagi keluarga berpenghasilan rendah dan revitalisasi tambak sebagai upaya meningkatkan produktivitas sektor perikanan menjadi inisiatif strategis yang diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program-program tersebut menunjukkan sinergi antara kebijakan sosial dan ekonomi untuk mitigasi risiko pengangguran yang meningkat.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu menanggapi kondisi ini dengan memberikan penekanan pada pentingnya percepatan investasi dan dukungan pada sektor produktif. “Data pengangguran yang meningkat menjadi sinyal penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi dalam menciptakan lapangan kerja. Kami mendorong percepatan realisasi investasi, terutama di sektor hulu migas dan kelautan, agar dapat membuka peluang kerja yang lebih luas bagi masyarakat Bengkulu,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Bengkulu dalam konferensi pers terkait laporan ekonomi terbaru.
Dari sisi pemerintah daerah, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu mengungkapkan komitmen untuk memperkuat kebijakan ketenagakerjaan dan pengembangan sumber daya manusia. “Kami akan fokus pada program pelatihan kerja dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai solusi jangka panjang mengatasi pengangguran. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan sektor swasta dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang siap pakai,” ujarnya.
Kenaikan pengangguran di Bengkulu tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga berpotensi menimbulkan tekanan sosial yang harus dikelola dengan baik. Penurunan daya beli masyarakat akibat pengangguran dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, strategi terpadu yang melibatkan pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan ini.
Berikut adalah perbandingan data pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu antara Februari 2024 dan Februari 2025 yang dirilis oleh BPS Provinsi Bengkulu:
Periode | Jumlah Pengangguran Terbuka | Kenaikan/Penurunan |
|---|---|---|
Februari 2024 | 35.394 orang | – |
Februari 2025 | 36.992 orang | +1.598 orang |
Langkah selanjutnya yang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia meliputi peningkatan investasi yang terarah, penguatan program pelatihan vokasi, serta pengembangan sektor unggulan seperti perikanan dan UMKM. Selain itu, perluasan program sosial seperti makan bergizi gratis diharapkan dapat membantu mengurangi beban keluarga yang terdampak pengangguran. Sinergi antara berbagai pemangku kepentingan ini menjadi kunci dalam mengembalikan pertumbuhan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran di masa mendatang.
Secara keseluruhan, data resmi dari BPS dan Bank Indonesia Bengkulu menunjukkan bahwa tren kenaikan pengangguran di Bengkulu merupakan tantangan nyata yang membutuhkan perhatian serius. Faktor utama seperti perlambatan investasi dan kondisi ekonomi makro harus segera diatasi melalui kebijakan yang efektif dan kolaboratif. Dengan upaya terpadu, diharapkan angka pengangguran di Bengkulu dapat ditekan dan perekonomian daerah kembali tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.
BahasBerita BahasBerita Informasi Terbaru Seputar Internet
