BahasBerita.com – Pada tanggal 13 Mei 2025, dunia kecantikan dan media sosial dikejutkan oleh berita tragis kematian Valeria Marquez, seorang influencer kecantikan berusia 23 tahun asal Meksiko. Valeria tewas ditembak saat melakukan siaran langsung di TikTok di salon miliknya, Blossom The Beauty Lounge, yang terletak di Zapopan, Jalisco. Saat kejadian, Valeria yang memiliki hampir 200.000 pengikut di Instagram dan TikTok, sedang melakukan siaran langsung yang berakhir dengan kekerasan. Kematian Valeria Marquez bukan hanya menjadi headline di media lokal Meksiko, tapi juga memicu gelombang kemarahan dan kesedihan di kalangan pengikutnya di seluruh dunia.
Kasus pembunuhan Valeria Marquez dikategorikan sebagai femisida, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembunuhan terhadap perempuan karena gender mereka. Meksiko, sebagai negara dengan tingkat kekerasan gender yang tinggi, telah mencatat banyak kasus femisida dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC), Meksiko berada di peringkat keempat tertinggi dalam kasus femisida di Amerika Latin dan Karibia pada tahun 2023, dengan angka 1,3 kematian per 100.000 perempuan.
Kasus Valeria Marquez menjadi perhatian publik tidak hanya karena cara kematiannya yang tragis—saat melakukan siaran langsung di media sosial—tetapi juga karena konteks kekerasan gender yang lebih luas di Meksiko. Jalisco, tempat Valeria dibunuh, merupakan salah satu negara bagian dengan angka kekerasan yang signifikan. Sejak Presiden Claudia Sheinbaum menjabat pada Oktober 2024, Jalisco telah mencatat 906 kasus pembunuhan, sebuah angka yang mengkhawatirkan dan menunjukkan betapa daruratnya situasi keamanan di wilayah tersebut.
Dalam beberapa jam setelah kejadian, Presiden Claudia Sheinbaum memberikan pernyataan bahwa pihak berwenang sedang bekerja keras untuk menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik pembunuhan tersebut. Namun, pertanyaan besar masih menghantui publik: apa yang menyebabkan Valeria menjadi target kekerasan semacam itu? Apakah ini terkait dengan aktivitasnya sebagai influencer, atau ada faktor lain yang lebih kompleks?