BahasBerita.com – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2025/2026 diproyeksikan menandai peningkatan signifikan dalam pergerakan pesawat di Indonesia. Berdasarkan data terbaru yang dirilis AirNav Indonesia, total pergerakan pesawat selama masa layanan khusus Nataru diperkirakan mencapai 76.972, naik 3,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Puncak arus keberangkatan diprediksi terjadi pada pertengahan Desember, sementara puncak arus balik berlangsung awal Januari 2026, dengan intensitas harian pergerakan pesawat mencapai antara 4.300 hingga 5.000 kali di berbagai bandara utama nasional.
Lonjakan trafik penerbangan ini terutama terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan mengalami peningkatan trafik hingga 6 persen dari tahun lalu, sedangkan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mengalami kenaikan 4 persen. Kenaikan ini sejalan dengan prediksi panjang masa libur dan peningkatan mobilitas masyarakat selama libur panjang Nataru. Pergerakan pesawat ekstra (extra flight) juga meningkat, sebagai respons atas lonjakan permintaan penumpang.
Capt. Avirianto Suratno, Direktur Utama AirNav Indonesia, menegaskan kesiapan institusinya dalam mengelola volume penerbangan yang meningkat tersebut. “Kami sudah menyiapkan berbagai skenario pengelolaan lalu lintas udara, termasuk penambahan sumber daya di Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) serta koordinasi intensif dengan operator bandara dan pihak berwenang lain seperti TNI dan Polri,” katanya. Ia menambahkan, AirNav juga mengoperasikan posko terpadu selama masa Nataru untuk memantau dan mengatur pergerakan pesawat secara real-time.
Dalam upaya menjaga kelancaran dan keamanan layanan angkutan udara selama libur panjang, koordinasi antara AirNav, operator bandara, maskapai, Kepolisian, serta TNI disiapkan secara matang. Posko terpadu ini berfungsi sebagai pusat kendali integrasi data pengawasan lalu lintas udara, respons insiden, dan penanganan ekstra penerbangan. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai juga menyatakan kesiapan menghadapi lonjakan penumpang dan penerbangan, mengingat Bali sebagai destinasi wisata utama selalu menjadi titik krusial saat Nataru.
Data dari Kementerian Perhubungan Indonesia mencatat peningkatan jumlah penumpang pesawat nasional mencapai sekitar 10 persen selama libur Nataru tahun-tahun sebelumnya. Tren tersebut dipengaruhi pula oleh penurunan harga tiket pesawat, yang mendorong masyarakat melakukan perjalanan udara dengan biaya lebih terjangkau. Penurunan tarif ini menjadi salah satu faktor kunci yang memperkuat proyeksi kenaikan pergerakan pesawat dan penumpang tahun ini.
Peningkatan mobilitas masyarakat selama Natal dan Tahun Baru memberikan dampak positif terhadap sektor transportasi udara dan pariwisata nasional. Namun, peningkatan volume trafik juga menghadirkan tantangan dalam pengelolaan lalu lintas udara, terutama terkait aspek keselamatan penerbangan dan kapasitas operasional bandara. Oleh karena itu, pengawasan ekstra, pengaturan intensif, dan kesiapan sumber daya manusia menjadi titik fokus AirNav dan otoritas terkait.
Parameter | Periode Nataru 2024/2025 | Periode Nataru 2025/2026 (Proyeksi) | Persentase Kenaikan |
|---|---|---|---|
Total Pergerakan Pesawat | 74.400 pergerakan | 76.972 pergerakan | 3,5% |
Puncak Arus Keberangkatan | Tanggal 19-20 Desember | Tanggal 19-20 Desember | Stabil |
Puncak Arus Balik | Tanggal 3-4 Januari | Tanggal 3-4 Januari | Stabil |
Intensitas Pergerakan Per Hari | 4.000 – 4.800 pergerakan | 4.300 – 5.000 pergerakan | Naik |
Peningkatan Trafik Soekarno-Hatta | Data Dasar | 6% dibanding tahun lalu | 6% |
Peningkatan Trafik I Gusti Ngurah Rai | – | 4% dibanding tahun lalu | 4% |
Peningkatan pergerakan pesawat dan penumpang selama masa Nataru 2025/2026 ini sekaligus menjadi ujian kapasitas dan koordinasi di sektor penerbangan nasional. Kementerian Perhubungan menekankan perlunya evaluasi berkelanjutan setelah masa libur panjang untuk peningkatan pengelolaan logistik dan lalu lintas udara. Selain itu, kesiapan menghadapi potensi gangguan cuaca dan faktor tidak terduga lainnya, seperti kondisi kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi jumlah penumpang, juga menjadi bagian evaluasi akhir.
Dengan meningkatnya aktivitas penerbangan, pihak AirNav Indonesia mengingatkan pentingnya keselamatan sebagai prioritas utama. “Pengawasan dan koordinasi kami tingkatkan untuk menjamin layanan yang aman, sesuai prosedur internasional, sehingga masyarakat dapat berpergian dengan nyaman dan tanpa gangguan,” ujar Capt. Avirianto. Langkah-langkah tambahannya termasuk peningkatan pelatihan bagi pengendali lalu lintas udara dan peningkatan teknologi pemantauan radar.
Secara umum, data dan kesiapan pengelolaan transportasi udara selama Nataru 2025/2026 mencerminkan tren positif mobilitas masyarakat dan upaya berkelanjutan pariwisata nasional. Masyarakat diharapkan dapat merencanakan perjalanan dengan memanfaatkan layanan ekstra penerbangan dan memastikan kepastian tiket melalui kanal resmi untuk menghindari gangguan. Penurunan harga tiket yang tetap dipertahankan juga menjadi peluang bagi lebih banyak masyarakat melakukan perjalanan udara, sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.
Ke depan, evaluasi hasil pengelolaan selama Natal dan Tahun Baru akan menjadi bahan pertimbangan bagi Kementerian Perhubungan dan AirNav Indonesia untuk menyusun strategi pengaturan lalu lintas udara yang lebih efisien dan aman. Selain itu, pengembangan infrastruktur bandara utama seperti Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai juga dijadwalkan berkesinambungan guna mendukung kapasitas pelayanan yang terus bertambah. Inisiatif peningkatan kolaborasi antara pemangku kepentingan juga dipastikan tetap menjadi fondasi utama dalam pengelolaan transportasi udara nasional yang handal di masa mendatang.
BahasBerita BahasBerita Informasi Terbaru Seputar Internet
