BahasBerita.com – Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), baru-baru ini menunjukkan langsung kemampuan tempur dengan menembak jatuh drone yang disimulasikan sebagai pesawat musuh menggunakan senjata berat artileri pertahanan udara. Aksi ini berlangsung saat latihan menembak senjata berat artileri pertahanan udara yang digelar di daerah latihan Dislitbangad, Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Latihan terintegrasi tersebut bertujuan mengasah kemampuan sistem pertahanan udara TNI Angkatan Darat dalam menghadapi ancaman udara modern.
Latihan menembak yang dikenal sebagai Latbakjatrat Arhanud ini diselenggarakan oleh Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) TNI AD secara rutin untuk memastikan kesiapsiagaan operasional. Dalam latihan terbaru yang berlangsung baru-baru ini, KSAD tidak hanya hadir sebagai pengamat tetapi langsung mengoperasikan senjata artileri berat dalam mensimulasikan penembakan ke sasaran drone yang mewakili pesawat musuh. Drone sebagai sasaran udara bergerak menjadi fokus utama dalam mengukur akurasi dan kecepatan respons sistem artileri pertahanan udara. Lokasi latihan di Ambal, Kebumen yang dipilih tepat karena merupakan daerah latihan militer dengan fasilitas lengkap dan kontur medan yang sesuai untuk uji coba teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaru.
Dari keterangan resmi yang disampaikan oleh KSAD, latihan tersebut memiliki tujuan strategis untuk menguji seluruh integrasi sistem pertahanan udara, mulai dari deteksi sasaran, pelacakan, hingga penembakan terhadap objek udara yang dinamis. “Latihan ini dirancang untuk memastikan bahwa seluruh elemen sistem artileri pertahanan udara berfungsi maksimal menghadapi berbagai ancaman udara, khususnya dari sasaran yang sulit dideteksi dan bergerak cepat seperti drone,” ujar Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Keterangan ini sekaligus menguatkan upaya TNI AD dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan khususnya sektor pertahanan udara sebagai respons terhadap perkembangan teknologi ancaman udara yang semakin canggih.
Latihan yang menggabungkan simulasi skenario peperangan modern ini juga melibatkan koordinasi antar satuan pertahanan udara dengan prajurit yang telah dilatih secara intensif. Penggunaan drone sebagai sasaran dalam latihan militer saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pelatihan TNI AD. Drone tidak hanya merepresentasikan pesawat musuh dalam simulasi, tetapi juga menguji kemampuan sistem senjata udara TNI dalam menghadapi ancaman yang aktual, mengingat drone kini banyak digunakan pada berbagai medan konflik global sebagai alat intai maupun serang.
Pentingnya latihan artileri pertahanan udara ini berada pada konteks peningkatan kapasitas dan kesiapan TNI AD secara keseluruhan dalam mempertahankan kedaulatan negara dari ancaman udara. Ancaman udara modern, terutama yang memanfaatkan teknologi drone untuk operasi militer atau terorisme, memerlukan respon pertahanan yang cepat dan efektif. Dengan menguji keakuratan dan kecepatan penembakan KSAD secara langsung terhadap sasaran drone di lokasi latihan Kebumen, TNI AD memperlihatkan kedalaman pengalaman dan keahlian teknis yang krusial pada tingkat strategis.
Berikut ini tabel ringkasan perbandingan kemampuan dan fungsi senjata artileri pertahanan udara yang digunakan dalam latihan Latbakjatrat Arhanud:
| Jenis Senjata | Jangkauan Efektif | Tipe Sasaran | Kecepatan Respon | 
|---|---|---|---|
| Meriam Anti-Pesawat 35mm | 4-5 km | Drone, Pesawat Ringan | 0,5 detik | 
| Artileri Rudal Permukaan ke Udara | 10-15 km | Pesawat Tempur, Drone Jarak Jauh | 1 detik | 
| Sistem Radar Pengawas | 20-30 km | Deteksi Awal Sasaran | 1-2 detik | 
Data di atas menggambarkan integrasi dan sinergi berbagai komponen senjata berat artileri udara yang saat ini dioperasikan TNI AD, yang diuji dalam latihan Latbakjatrat Arhanud di Kebumen. Pelibatan KSAD dalam penembakan langsung semakin memperkuat otoritas dan kredibilitas TNI AD dalam penggunaan serta pengembangan sistem pertahanan udara.
Secara strategis, latihan ini memiliki dampak signifikan pada kesiapan pertahanan udara nasional. Penembakan drone sebagai simulasi pesawat musuh bukan hanya meningkatkan kesiapan teknis tapi juga memupuk kepercayaan diri prajurit dan komando dalam menghadapi ancaman nyata. Langkah selanjutnya adalah terus mendorong modernisasi alutsista pertahanan udara dengan teknologi terkini serta mengintensifkan pelatihan berkelanjutan yang menyesuaikan dengan kemajuan teknologi drone dan sistem senjata udara di skala global.
Pussenarhanud dan seluruh satuan pertahanan udara TNI AD berkomitmen melanjutkan program pelatihan terintegrasi serta peningkatan kapasitas guna menjaga kekuatan nasional. Hal ini tidak hanya penting untuk aspek pertahanan militer, tetapi juga untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa Indonesia memiliki sistem pertahanan udara yang tangguh dan responsif terhadap segala ancaman.
Dengan latar belakang ini, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan langsung KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam latihan penembakan senjata berat menandai kemajuan nyata pengembangan strategi serta kemampuan teknis pertahanan udara TNI AD. Kegiatan semacam ini menjadi tonggak penting dalam menjaga kedaulatan dan keamanan udara Indonesia di tengah dinamika teknologi perang yang semakin kompleks dan cepat berubah.
 BahasBerita BahasBerita Informasi Terbaru Seputar Internet
BahasBerita BahasBerita Informasi Terbaru Seputar Internet


 
						
 
						
 
						
