Konflik Perang Sipil Milisi Gaza: Analisis Terbaru 2025

Konflik Perang Sipil Milisi Gaza: Analisis Terbaru 2025

BahasBerita.com – Ketegangan di Gaza meningkat tajam ketika konflik internal antara Hamas dan sejumlah milisi lokal pecah menjadi perang sipil yang intens. Bentrokan bersenjata ini melibatkan kelompok-kelompok militan yang selama ini berada di bawah pengaruh Hamas, namun kini mulai menentang dominasi kekuatan utama tersebut. Situasi ini diperparah oleh tekanan politik dan militer dari aktor regional, sehingga menciptakan krisis keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza. Sumber resmi dari PBB dan pengamat kawasan menyatakan bahwa eskalasi ini menimbulkan ketidakstabilan baru yang mengancam proses perdamaian dan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Konflik tersebut melibatkan Hamas sebagai penguasa de facto Gaza dan beberapa milisi lokal yang sebelumnya berkoalisi namun kini terpecah karena persaingan kekuasaan dan perbedaan ideologi. Milisi-milisi ini, yang sebagian besar merupakan kelompok bersenjata kecil dengan dukungan komunitas lokal, mulai melakukan serangan bersenjata terhadap pos-pos Hamas. Hal ini menyebabkan serangkaian pertempuran di berbagai titik strategis Gaza, termasuk di daerah padat penduduk yang meningkatkan risiko korban sipil. Analis politik Timur Tengah menyebutkan bahwa ketegangan ini dipicu oleh pergeseran aliansi dan ketidakpuasan terhadap kebijakan Hamas yang dianggap otoriter oleh milisi-milisi tersebut.

Tekanan eksternal dari negara-negara tetangga dan aktor regional seperti Mesir, Qatar, dan Iran memperumit situasi. Negara-negara ini memiliki kepentingan strategis di Gaza dan sering menjadi mediator dalam konflik internal sebelumnya. Namun, dalam eskalasi terbaru ini, intervensi mereka justru menambah dimensi baru dinamika konflik. Misalnya, dukungan senjata atau pembiayaan kepada milisi lokal dari luar Gaza memicu kekhawatiran Hamas yang berusaha menjaga monopoli kekuatan militer di wilayah tersebut. Selain itu, tekanan dari Israel yang terus melakukan blokade dan serangan udara juga membuat situasi keamanan Gaza semakin memburuk dan memperparah ketegangan internal.

Baca Juga:  Pemukim Yahudi Serang Kawasan Industri Beit Lid, Tepi Barat Terbakar

Sejarah hubungan Hamas dengan milisi lokal di Gaza memang sarat dengan konflik internal yang sporadis, terutama sejak Hamas mengambil alih Gaza pada pertengahan 2000-an. Pada masa lalu, beberapa milisi kecil pernah bersatu dengan Hamas untuk menghadapi ancaman eksternal, namun perbedaan tujuan politik dan sumber daya sering kali menimbulkan gesekan. Konflik yang berlangsung saat ini merupakan eskalasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir, menandai pergeseran signifikan dalam dinamika kekuasaan di Gaza. Pengamat menyebutkan bahwa perang sipil ini bukan hanya masalah lokal, tetapi juga cerminan dari ketegangan yang lebih luas di dalam gerakan perlawanan Palestina dan pengaruh aktor regional.

Dampak dari perang sipil ini sangat besar, baik secara kemanusiaan maupun stabilitas kawasan. Ribuan warga sipil berisiko menjadi korban dalam bentrokan bersenjata yang semakin intens, sementara akses bantuan kemanusiaan menjadi sangat terbatas akibat situasi keamanan yang tidak menentu. Stabilitas Gaza yang selama ini sudah rapuh kini menghadapi ancaman keruntuhan total, yang dapat memicu gelombang pengungsi baru dan memperburuk kondisi sosial ekonomi. Selain itu, eskalasi ini juga berpotensi mengundang intervensi militer dari kekuatan internasional atau menghambat proses diplomatik yang sedang berjalan, termasuk upaya gencatan senjata yang didorong oleh PBB dan negara-negara mediator.

Kondisi terbaru memperlihatkan bahwa perundingan gencatan senjata masih menemui jalan buntu, dengan kedua belah pihak mempertahankan posisi keras. Hamas menegaskan akan mempertahankan kedaulatannya dan menindak milisi yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan wilayah, sedangkan milisi lokal menuntut reformasi dan pembagian kekuasaan yang lebih adil. Para diplomat internasional terus berupaya mendorong dialog damai, namun tekanan dari aktor regional yang memiliki kepentingan beragam membuat proses ini sangat kompleks. Beberapa analis memperkirakan bahwa jika konflik berlanjut, risiko perang saudara di Gaza akan meningkat, yang dapat berimbas pada dinamika konflik Palestina-Israel secara keseluruhan.

Baca Juga:  Trump Tolak Klaim Izin Operasi Rahasia CIA di Venezuela
Entitas
Peran
Dinamika Konflik
Pengaruh Eksternal
Dampak
Hamas
Penguasa de facto Gaza
Dominasi militer, menghadapi perlawanan milisi lokal
Tekanan dari Israel dan aktor regional
Menjaga kontrol, risiko kehilangan kekuasaan
Milisi Lokal Gaza
Kelompok bersenjata kecil
Konflik internal dengan Hamas, tuntut reformasi
Dukungan finansial dan senjata dari luar Gaza
Potensi memperkuat posisi tawar, risiko kekerasan
Aktor Regional
Mediator dan penyokong
Memperumit negosiasi, mempengaruhi keseimbangan kekuasaan
Intervensi politik dan militer
Menjaga kepentingan strategis
Israel
Blokade dan operasi militer
Mempertegas tekanan keamanan Gaza
Memanfaatkan konflik internal untuk kontrol wilayah
Memperburuk situasi kemanusiaan

Konflik internal yang berlangsung di Gaza saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi stabilitas wilayah Palestina dan keamanan Timur Tengah secara umum. Seiring dengan tekanan dari berbagai aktor, eskalasi perang sipil ini berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang yang sulit diprediksi. Pemantau internasional mendesak semua pihak untuk segera menghentikan kekerasan dan memulai dialog terbuka demi menghindari krisis kemanusiaan yang lebih parah. Upaya diplomatik dan mediasi oleh PBB serta negara-negara tetangga menjadi sangat krusial dalam menentukan arah masa depan Gaza dan perdamaian di kawasan tersebut.

Tentang Kirana Dewi Lestari

Avatar photo
Jurnalis investigatif yang mengulas isu-isu sosial dan fenomena unik masyarakat Indonesia dengan pengalaman 12 tahun di berbagai media nasional.

Periksa Juga

Malaysia Cabut Banding Kasus Rosmah Mansor, Apa Artinya?

Malaysia Cabut Banding Kasus Rosmah Mansor, Apa Artinya?

Pemerintah Malaysia batalkan banding kasus pencucian uang Rosmah Mansor, istri eks PM Najib. Simak dampak hukum terbaru dan proses keadilan yang berja