BahasBerita.com – Indonesia sedang mengalami transformasi signifikan dalam pengelolaan aset negara melalui pengalihan kepemilikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Proses ini, yang dikenal sebagai “inbreng saham”, menjadi langkah strategis pemerintah untuk mengoptimalkan nilai dan kinerja BUMN. Artikel ini akan membahas secara komprehensif daftar BUMN yang masuk Danantara, kriteria seleksi, dan dampaknya bagi perekonomian nasional.
Apa Itu Danantara?

Danantara atau Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk mengelola investasi dan aset-aset strategis negara, termasuk saham BUMN. Lembaga ini dirancang untuk menjadi institusi pengelola investasi yang profesional, transparan, dan berorientasi pada peningkatan nilai investasi negara dalam jangka panjang.
Pembentukan Danantara merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memodernisasi tata kelola BUMN dan memaksimalkan manfaat ekonomi dari aset-aset negara. Dengan pengelolaan yang lebih terfokus dan profesional, diharapkan BUMN dapat beroperasi lebih efisien dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Danantara memiliki mandat untuk:
Mengelola aset BUMN secara profesional dan transparan
Meningkatkan nilai investasi negara
Mendorong sinergi antar BUMN untuk menciptakan efisiensi
Mengoptimalkan peran BUMN dalam pembangunan ekonomi nasional
Dasar Hukum Pengalihan BUMN ke Danantara
Pengalihan BUMN ke Danantara memiliki landasan hukum melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN. Regulasi ini mengatur secara spesifik mekanisme pengalihan kepemilikan saham BUMN dari pemerintah kepada Danantara sebagai entitas pengelola.
Undang-undang ini memberikan kerangka hukum yang jelas tentang:
Kriteria BUMN yang dapat dialihkan ke Danantara
Proses legal pengalihan kepemilikan
Hak dan kewajiban Danantara sebagai pengelola
Mekanisme pengawasan dan pertanggungjawaban
Secara legal, pengalihan ini tidak mengubah status BUMN sebagai aset negara, melainkan hanya memindahkan pengelolaannya ke sebuah badan yang lebih fokus dan profesional.
Proses Inbreng Saham BUMN ke Danantara
Inbreng saham merupakan istilah yang merujuk pada proses penyertaan atau pengalihan saham dari satu entitas ke entitas lainnya. Dalam konteks BUMN ke Danantara, proses ini melibatkan pengalihan kepemilikan saham BUMN yang semula dipegang oleh pemerintah (melalui Kementerian BUMN) kepada Danantara.
Berdasarkan informasi dari Wakil Menteri BUMN Aminuddin Maruf, proses inbreng saham BUMN ke Danantara direncanakan selesai pada akhir Maret 2025. Proses ini telah melalui pembahasan menyeluruh untuk memastikan transisi yang lancar tanpa mengganggu operasional BUMN.
Mekanisme pengalihan meliputi beberapa tahapan penting:
Identifikasi BUMN yang akan dialihkan berdasarkan status hukumnya
Persiapan dokumen legal dan valuasi aset
Persetujuan dari pemangku kepentingan terkait
Eksekusi pengalihan saham secara formal
Restrukturisasi tata kelola pasca-pengalihan
Kriteria BUMN yang Masuk Danantara
Tidak semua BUMN akan langsung dialihkan ke Danantara. Berdasarkan pernyataan Wakil Menteri BUMN, terdapat kriteria khusus yang menentukan prioritas pengalihan.
BUMN Persero (PT) vs BUMN Perum
BUMN di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua kategori utama:
BUMN Persero (Perseroan Terbatas) – Berorientasi pada keuntungan dan beroperasi dengan prinsip korporasi
BUMN Perum (Perusahaan Umum) – Lebih berorientasi pada pelayanan publik
Dalam tahap awal, hanya BUMN berstatus Persero (PT) yang akan dialihkan ke Danantara. Sementara itu, nasib BUMN Perum masih dalam pembahasan dengan beberapa opsi yang dipertimbangkan:
Transformasi status dari Perum menjadi Persero (PT)
Pengembalian ke kementerian teknis untuk dijadikan Badan Layanan Umum (BLU)
Wakil Menteri BUMN Aminuddin Maruf menegaskan, “Masih kita bahas, ada beberapa opsi untuk yang di perum itu. Bisa kita naikkan statusnya jadi persero. Bisa juga kita kembalikan ke kementerian teknis untuk jadi BLU. Tapi belum diputuskan seperti apa”.
Daftar BUMN Persero yang Berpotensi Dialihkan ke Danantara

Berdasarkan status hukumnya sebagai Persero (PT), beberapa kelompok BUMN berikut berpotensi menjadi bagian dari gelombang pertama pengalihan ke Danantara. Meskipun daftar resmi belum dirilis oleh pemerintah, kita dapat mengidentifikasi beberapa BUMN utama berdasarkan sektor:
BUMN Sektor Energi dan Pertambangan
PT Pertamina (Persero)
PT PLN (Persero)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN)
PT Aneka Tambang Tbk (Antam)
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
PT Timah Tbk
PT Inalum (Persero)
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
BUMN Sektor Perbankan dan Keuangan
PT Bank Mandiri Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN)
PT Pegadaian (Persero)
PT Taspen (Persero)
PT Jasa Raharja (Persero)
BUMN Sektor Transportasi
PT Garuda Indonesia Tbk
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo)
PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Angkasa Pura II (Persero)
BUMN Sektor Telekomunikasi
PT Telkom Indonesia Tbk
PT Pos Indonesia (Persero)
BUMN Sektor Konstruksi dan Infrastruktur
PT Waskita Karya Tbk
PT Wijaya Karya Tbk (Wika)
PT Pembangunan Perumahan Tbk (PP)
PT Adhi Karya Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PT Jasa Marga Tbk
BUMN Sektor Pangan dan Pertanian
PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC)
PT Perkebunan Nusantara III (Holding)
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
PT Sang Hyang Seri (Persero)
PT Berdikari (Persero)
PT ID Food
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI)
Penting untuk dicatat bahwa daftar di atas merupakan proyeksi berdasarkan status hukum BUMN sebagai Persero, dan daftar resmi BUMN yang dialihkan ke danantara akan diumumkan oleh pemerintah setelah proses inbreng saham selesai.
Nasib BUMN Perum dalam Struktur Baru
Seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN Aminuddin Maruf, nasib BUMN dengan status Perum masih dalam pembahasan. Ada dua opsi utama yang sedang dipertimbangkan:
Transformasi menjadi Persero (PT)
Beberapa BUMN Perum berpotensi ditingkatkan statusnya menjadi Persero agar dapat dialihkan ke Danantara. Proses ini membutuhkan perubahan fundamental dalam orientasi bisnis dan tata kelola.Dikembalikan ke Kementerian Teknis sebagai BLU
BUMN Perum yang sangat berorientasi pada layanan publik dan kurang memiliki dimensi komersial kemungkinan akan dikembalikan kepada kementerian teknis terkait untuk dikelola sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Beberapa BUMN dengan status Perum yang statusnya masih dalam pembahasan antara lain:
Perum Perhutani
Perum BULOG
Perum DAMRI
Perum Jasa Tirta
Perum LKBN Antara
Perum Peruri
Perum Perumnas
Perum Jamkrindo
Tantangan utama dalam penentuan nasib BUMN Perum adalah menyeimbangkan fungsi layanan publik dengan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
Dampak Pengalihan BUMN ke Danantara
Pengalihan BUMN ke Danantara diprediksi akan membawa berbagai dampak signifikan, baik dalam aspek struktural, operasional, maupun ekonomi secara luas:
Perubahan Struktural dan Operasional
Restrukturisasi tata kelola BUMN dengan standar korporasi yang lebih tinggi
Sinergi antar BUMN yang berpotensi menciptakan efisiensi dan skala ekonomi
Profesionalisasi manajemen dengan fokus pada kinerja dan hasil
Perampingan birokrasi dalam pengelolaan BUMN
Dampak bagi Kinerja BUMN
Peningkatan fokus pada profitabilitas dan efisiensi operasional
Percepatan proses pengambilan keputusan bisnis strategis
Penguatan posisi kompetitif BUMN di pasar domestik dan global
Peningkatan akses ke modal dan pembiayaan untuk ekspansi
Manfaat bagi Ekonomi Nasional
Optimalisasi kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara
Penguatan peran BUMN sebagai instrumen pembangunan ekonomi
Peningkatan daya saing industri nasional
Penciptaan ekosistem bisnis yang lebih dinamis
Meskipun pengalihan ini diharapkan membawa banyak manfaat, pemerintah perlu memastikan bahwa proses transisi berjalan mulus tanpa mengganggu layanan publik dan fungsi strategis BUMN. Sebagaimana dinyatakan oleh Wakil Menteri BUMN, operasional BUMN akan tetap berjalan normal selama proses pengalihan.
Peran Kementerian BUMN dalam Transisi
Kementerian BUMN memainkan peran sentral dalam memastikan transisi yang mulus ke model pengelolaan Danantara:
Koordinasi dengan Danantara
Kementerian BUMN bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi intensif dengan Danantara dalam proses pengalihan. Ini mencakup pemetaan BUMN yang akan dialihkan, penyusunan jadwal pengalihan, dan penyelarasan visi strategis.
Pengawasan Proses Pengalihan
Seperti yang dinyatakan oleh Wakil Menteri BUMN Aminuddin Maruf, kementerian memastikan bahwa proses inbreng saham berjalan sesuai rencana dan kerangka waktu yang ditetapkan. Pengawasan ini penting untuk meminimalkan gangguan operasional dan memastikan integritas proses.
Kebijakan Penyesuaian
Kementerian BUMN juga berperan dalam merumuskan kebijakan penyesuaian untuk mempersiapkan BUMN menghadapi model tata kelola baru. Ini mencakup persiapan transformasi BUMN Perum dan penguatan kapasitas institusional BUMN secara keseluruhan.
Menteri BUMN Erick Thohir telah menekankan pentingnya mengkaji BUMN berstatus Perum menyusul peralihan sejumlah BUMN ke Danantara. Ini menunjukkan pendekatan komprehensif yang diambil oleh kementerian dalam mengelola proses transisi.
Studi Kasus: Model Pengelolaan BUMN di Negara Lain
Model pengelolaan BUMN melalui badan investasi negara seperti Danantara telah diterapkan di beberapa negara dengan hasil yang bervariasi:
Temasek Holdings (Singapura)
Temasek Holdings merupakan contoh sukses pengelolaan BUMN melalui holding investasi. Dibentuk pada tahun 1974, Temasek telah berkembang menjadi investor global dengan portofolio senilai ratusan miliar dolar. Kunci keberhasilannya adalah tata kelola yang transparan, independensi operasional, dan fokus pada penciptaan nilai jangka panjang.
Khazanah Nasional (Malaysia)
Khazanah Nasional mengelola aset-aset strategis negara Malaysia dan telah memainkan peran penting dalam transformasi BUMN Malaysia. Model ini telah membantu meningkatkan profesionalisme dan daya saing BUMN Malaysia di tingkat regional.
SASAC (Tiongkok)
State-owned Assets Supervision and Administration Commission (SASAC) di Tiongkok mengelola ratusan BUMN besar. Model pengelolaan ini telah membantu Tiongkok mengkonsolidasikan dan memperkuat BUMN-nya, meskipun dengan pendekatan yang lebih terpusat.
Pelajaran untuk Indonesia
Dari pengalaman berbagai negara, beberapa pelajaran penting untuk implementasi Danantara antara lain:
Pentingnya keseimbangan antara otonomi komersial dan kontrol strategis
Kebutuhan akan tata kelola yang transparan dan anti-korupsi
Fokus pada penciptaan nilai jangka panjang
Perlunya kerangka regulasi yang jelas dan konsisten
Tantangan dalam Proses Pengalihan BUMN
Meskipun menawarkan banyak manfaat potensial, proses pengalihan BUMN ke Danantara juga menghadapi berbagai tantangan:
Hambatan Administratif
Kompleksitas proses legal dan administratif dalam pengalihan aset negara
Kebutuhan harmonisasi berbagai regulasi yang terkait dengan BUMN
Koordinasi antar institusi pemerintah yang terlibat dalam proses
Resistensi Internal
Potensi resistensi dari manajemen BUMN terhadap perubahan model tata kelola
Kekhawatiran pegawai terkait perubahan budaya kerja dan kebijakan SDM
Tantangan adaptasi terhadap standar kinerja dan akuntabilitas yang lebih tinggi
Solusi yang Ditawarkan
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain:
Pembentukan task force khusus untuk memperlancar proses administratif
Program komunikasi dan sosialisasi yang efektif untuk mengelola perubahan
Pendekatan bertahap dalam penerapan standar baru
Penyusunan roadmap transisi yang jelas dan terukur
Sebagaimana dinyatakan oleh Wakil Menteri BUMN, meskipun proses inbreng saham dilakukan dalam waktu singkat, operasional BUMN tidak akan terganggu3. Ini menunjukkan adanya perencanaan yang matang untuk mengatasi tantangan transisi.
Strategi Pemantauan Kinerja BUMN dalam Danantara
Untuk memastikan efektivitas model pengelolaan baru, diperlukan strategi pemantauan kinerja yang komprehensif:
Sistem Evaluasi
Danantara perlu mengembangkan sistem evaluasi yang mencakup:
Penilaian kinerja keuangan dan operasional
Evaluasi pencapaian target strategis
Audit tata kelola dan manajemen risiko
Pengukuran dampak sosial dan lingkungan
Indikator Kinerja
Beberapa indikator kunci yang dapat digunakan untuk memantau kinerja BUMN antara lain:
Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA)
Pertumbuhan pendapatan dan laba
Efisiensi operasional dan produktivitas
Kontribusi terhadap APBN
Penciptaan lapangan kerja dan multiplier effect ekonomi
Indeks kepuasan pelanggan dan pemangku kepentingan
Mekanisme Akuntabilitas
Untuk memastikan akuntabilitas, Danantara perlu menerapkan mekanisme seperti:
Pelaporan kinerja berkala kepada publik
Transparansi dalam pengambilan keputusan strategis
Audit independen secara reguler
Keterlibatan pemangku kepentingan dalam pengawasan
Dengan strategi pemantauan yang efektif, transformasi pengelolaan BUMN melalui Danantara dapat diukur keberhasilannya dan terus ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Masa Depan BUMN Pasca-Pengalihan ke Danantara
Pengalihan BUMN ke Danantara membuka babak baru dalam pengelolaan aset negara dengan berbagai proyeksi ke depan:
Proyeksi Kinerja
Peningkatan efisiensi operasional melalui pengelolaan profesional
Pertumbuhan nilai aset yang lebih optimal
Penguatan posisi kompetitif di pasar domestik dan internasional
Peningkatan kontribusi terhadap pendapatan negara
Strategi Pengelolaan
Danantara diharapkan menerapkan strategi pengelolaan yang berfokus pada:
Pengembangan sinergi antar-BUMN untuk menciptakan nilai tambah
Optimalisasi struktur modal dan pendanaan
Profesionalisasi manajemen dan talent pool
Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
Target Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, transformasi ini bertujuan untuk:
Menciptakan BUMN kelas dunia yang mampu bersaing secara global
Meningkatkan peran BUMN sebagai mesin pertumbuhan ekonomi nasional
Mendukung pencapaian tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan
Memaksimalkan nilai aset negara untuk kesejahteraan rakyat
Melalui pengelolaan yang lebih profesional dan terintegrasi, BUMN diharapkan tidak hanya menjadi instrumen fiskal bagi pemerintah, tetapi juga katalisator inovasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pengalihan BUMN ke Danantara melalui proses inbreng saham merupakan langkah transformatif dalam pengelolaan aset negara di Indonesia. Proses ini dijadwalkan selesai pada akhir Maret 2025, dengan fokus awal pada BUMN berstatus Persero (PT), sementara nasib BUMN Perum masih dalam pembahasan. Transformasi ini membuka peluang untuk meningkatkan efisiensi, profesionalisme, dan nilai strategis BUMN melalui pengelolaan yang lebih terintegrasi dan berorientasi pada penciptaan nilai jangka panjang.
Meskipun daftar lengkap BUMN yang masuk Danantara belum diumumkan secara resmi, proyeksi dapat dibuat berdasarkan status hukum BUMN sebagai Persero di berbagai sektor strategis. Keberhasilan transformasi ini akan bergantung pada keseimbangan antara tujuan komersial dan fungsi layanan publik BUMN, transparansi dalam proses pengalihan, serta efektivitas koordinasi antara Kementerian BUMN dan Danantara.
Pada akhirnya, tujuan utama dari pengalihan BUMN ke Danantara adalah menciptakan entitas bisnis negara yang lebih profesional, efisien, dan berdaya saing global, yang dapat memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Danantara
1. Apa itu Danantara dan apa perannya dalam pengelolaan BUMN?
Danantara atau Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara adalah lembaga yang dibentuk untuk mengelola investasi dan aset strategis negara, termasuk saham BUMN. Perannya adalah mengelola BUMN secara lebih profesional, transparan, dan berorientasi pada penciptaan nilai jangka panjang.
2. BUMN apa saja yang akan dialihkan ke Danantara?
Berdasarkan informasi dari Wakil Menteri BUMN, tahap awal pengalihan akan fokus pada BUMN berstatus Persero (PT). Meskipun daftar resmi belum diumumkan, BUMN di sektor energi, perbankan, telekomunikasi, transportasi, dan infrastruktur berpotensi menjadi bagian dari gelombang pertama pengalihan.
3. Apa perbedaan antara BUMN Persero dan BUMN Perum dalam konteks pengalihan ke Danantara?
BUMN Persero (PT) akan dialihkan terlebih dahulu ke Danantara karena orientasi bisnisnya yang lebih komersial. Sementara itu, BUMN Perum yang lebih berorientasi pada layanan publik masih dalam pembahasan dengan opsi transformasi menjadi PT atau dikembalikan ke kementerian teknis sebagai BLU.
4. Bagaimana proses inbreng saham BUMN ke Danantara dilakukan?
Proses inbreng saham melibatkan pengalihan kepemilikan saham BUMN dari pemerintah (Kementerian BUMN) kepada Danantara melalui serangkaian tahapan legal dan administratif. Proses ini direncanakan selesai pada akhir Maret 2025.
5. Apa dampak pengalihan BUMN ke Danantara bagi masyarakat umum?
Bagi masyarakat umum, transformasi ini diharapkan berdampak positif melalui peningkatan kualitas layanan BUMN, efisiensi operasional yang berpotensi menurunkan biaya, serta kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional. Namun, pemerintah perlu memastikan bahwa fungsi layanan publik BUMN tetap terjaga.
Artikel ini telah membahas secara komprehensif tentang proses pengalihan BUMN ke Danantara yang sedang berlangsung di Indonesia. Kami berharap informasi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang transformasi pengelolaan aset negara yang sedang terjadi.
Kami mengundang Anda untuk berbagi pendapat dan pengalaman terkait pelayanan BUMN di Indonesia. Bagaimana menurut Anda, apakah transformasi pengelolaan BUMN melalui Danantara akan meningkatkan kualitas layanan dan kinerja BUMN? Apa harapan Anda terhadap BUMN Indonesia di masa depan?
Jika Anda menemukan artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya di media sosial agar lebih banyak orang yang dapat memahami perubahan strategis dalam pengelolaan BUMN di Indonesia. Terima kasih telah membaca!
BahasBerita BahasBerita Informasi Terbaru Seputar Internet
